Beranda | Artikel
Menghilangkan Rasa Takut Yang Berlebihan Pada Anak
Selasa, 26 Januari 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Menghilangkan Rasa Takut Yang Berlebihan Pada Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 06 Jumadil Akhir 1442 H / 26 Januari 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Menghilangkan Rasa Takut Yang Berlebihan Pada Anak

Seorang muslim tidak boleh menjadi orang yang penakut, kecuali takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memang harus ditanamkan pada anak sejak dini. Takut adalah sesuatu yang ada di dalam diri manusia, hanya saja ada yang wajar dan ada pula yang tidak wajar. Para ulama membagi takut menjadi dua, yaitu:

Manusia takut kepada hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Ada yang takut kepada ketinggian, takut kepada binatang buas, ini mungkin sesuatu yang wajar. Tapi ada rasa takut yang hanya boleh kita berikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu rasa takut yang melahirkan ketundukan. Ini yang tidak boleh diberikan kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Takut yang berlebihan ini seperti takut hantu, takut sendiri, takut berada dalam kegelapan, ini sesuatu yang tidak wajar dan harus kita hilangkan pada anak kita. Ini akan membuat mental anak jatuh, menjadi kerdil jiwanya karena rasa takut yang tidak beralasan seperti ini.

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perasaan takut seperti ini pada diri anak, yaitu:

1. Menakut-nakui anak

Ini adalah salah orang tua, yaitu kebiasaan orang tua menakut-nakuti anaknya dengan orang-orang tertentu. Misalnya dengan orang yang berkepala botak, atau orang yang gemuk, atau orang yang hitam. Pada dasarnya anak mungkin tidak takut, tapi ditakut-takuti.

Misalnya juga takut dengan kegelapan. Seorang anak berada di dalam kegelapan kemudian orang tua menakut-nakuti. Sehingga muncul imajinasi yang salah ataupun negatif di dalam pikiran anak. Dia mengira bahwa makhluk-makhluk yang disebut hantu itu sesuatu yang betul-betul ada dan bisa mencelakakan dirinya. Tentu ini satu pendidikan yang tidak baik.

Jadi orang tua tidak boleh menakut-nakuti seperti ini. Da harus usir rasa takut itu pada diri anak dan membuat anak berani. Menanamkan pada pikirannya bahwa itu tidak ada dan tidak memudharatkan dirinya kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga dia menjadi orang yang kuat, pemberani dan tidak penakut.

Makanya jangan suka menakut-nakuti anak dengan apapun. Didiklah anak-anak kita menjadi anak yang pemberani. Jelaskan hal-hal yang mungkin dia dengar di luar itu dengan penjelasan yang benar. Misalnya tentang hantu. Jelaskan bahwa memang kita meyakini adanya makhluk yang tidak kasat mata, ada malaikat dan ada jin. Jin ini bisa saja dia menakut-nakuti manusia dengan menampakan suatu wujud yang menyeramkan. Ketika anak memiliki informasi yang benar tentang hal-hal yang di dengarnya di luar, dia punya sikap yang benar pula dan dia tidak takut dengan hal-hal yang dia ketahui hakekatnya.

Ketika kita katakan itu adalah jin. Jin itu adalah makhluk yang diciptakan Allah dari api, dia tidak bisa memudharatkan kita kecuali dengan izin Allah, ada doa-doa yang bisa kita baca untuk menghindar dari gangguannya dan lain sebagainya, anak akan mengerti dan dia akan berani. Hal ini karena dia punya gambaran yang benar tentang apa yang didengarnya di luar.

Dan kalau ada indikasi anak tiba-tiba takut kepada sesuatu, orang tua harus peka dan segera untuk menyelidiki, mencari tahu apa gerangan yang terjadi, jangan dibiarkan. Karena ini berkaitan dengan satu keyakinan. Boleh jadi ada keyakinan yang salah yang diyakininya. Maka orang tua perlu mengorek keterangan dari anak-anak mereka. Mungkin karena tontonan dan lain sebagainya.

2. Faktor ibu

Kalau kita bicara ibu, ibu adalah orang yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan anak. Karena tugasnya di rumah. Dan Nabi juga mengatakan bahwa ibu ini pemimpin di dalam rumah suaminya dan pemimpin bagi anak-anak mereka.

المَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ

“Ibu adalah pemimpin di dalam rumah suami dan pemimpin bagi anak-anak mereka.”

Kecenderungan ibu yang terlalu memanjakan dan mendikte anak secara berlebihan, ini membuat jiwanya kerdil. Sedikit-sedikit ditakut-takuti, dijatuhkan mentalnya, dikatakan “kamu tidak bisa, kamu pecundang,” dan seterusnya.

Anaka kalau dijatuhkan mentalnya, dia akan menjadi orang yang kerdil jiwanya. Maka memanjakan berlebihan itu tidak baik. Karena anak yang manja cenderung tidak tangguh dan kuat untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dia dapatkan dari luar.

Demikian juga mendikte anak secara berlebihan juga tidak baik. Membuat anak tidak berkembang. Maka di sini perlu seorang ibu memahami kejiwaan anak-anaknya supaya tumbuh secara normal.

3. Membiarkan anak yang terbiasa menyendiri

Di bawah 10 tahun, anak cenderung ingin beramai-ramai, tidak suka dia sendiri. Kalau sudah masuk remaja, 10 tahun ke atas, sebelum dia menikah, seseorang mungkin lebih cenderung untuk sendiri. Ketika dia sudah menikah dan berkeluarga, tentunya kembali lagi dia senang berkumpul bersama keluarga. Ada waktunya nanti dimana dia sudah sampai usia senja, seseorang kembali lebih suka menyendiri. Itu kehidupan manusia.

Anak-anak bawah 10 tahun tidak wajar kalau dia suka menyendiri. Maka kepada para orang tua, ketika melihat kecenderungan ini, perlu diperhatikan, hati-hati, ada hal yang lain. Biasanya anak senang bermain-main bersama teman-temannya. Itu wajarnya anak-anak. Karena dunia mereka dunia bermain dan berkumpul. Bahkan mayoritas anak-anak pergi sekolah dengan motivasi itu. Nanti di sekolah betemu Si Fulan, Si Fulanah, sehingga dia bisa bermain bersama-sama.

Kalau kita lihat anak yang lebih memilih menyendiri daripada bermain bersama teman-temannya, ini sesuatu yang tidak wajar sebenarnya. Itu akan menumbuhkan suatu yang berbeda dan lain pada mentalnya. Maka jangan biarkan anak-anak sendiri dan menyendiri.

4. Bacaan dan tontonan

Ketika seroang anak membaca kisah-kisah hantu atau dia menonton secara visual ditambah pemahaman yang salah tentang alam ghaib, ini akan membuat rasa takut pada anak menjadi tidak wajar dan berlebih-lebihan. Maka perlu kita kontrol dan kita awasi apa yang menjadi bacaan dan tontonan anak-anak kita.

Di sini sering kita sampaikan bahwa untuk memisahkan anak dari gadget merupakan sesuatu yang mungkin mustahil. Maka tidak ada yang bisa lebih kita lakukan selain mengawasi, membimbing dan mengarahkan. Apalagi ketika dia pegang gadget kita tidak bisa selalu berada di sisinya. Kita tidak tahu apa yang dibukanya.

Mungkin hal-kita bisa mematikan hal-hal yang berbau pornografi. Namun tidak ada aplikasi yang mencegah masuknya tontonan-tontonan yang horor untuk mereka lihat. Dan sebagian anak-anak kadang-kadang punya rasa ingin tahu yang lebih.

Bagaimana solusi untuk mengatasinya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..

Download mp3 Kajian

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49706-menghilangkan-rasa-takut-yang-berlebihan-pada-anak/